Senin, Mei 04, 2009
Tentang Babi
Babi termasuk binatang yang diharamkan, dan tidak boleh dimakan oleh
mereka yang beriman kepada
Allah. Secara alamiah babi termasuk binatang pemalas dan paling rakus
(bahkan kotorannya sendiripun dimakan kalau kelaparan).
Berbagai penelitian di bidang kedokteran sejak zaman dahulu membuktikan
betapa daging babi merupakan
makanan beresiko tinggi untuk mendatangkan berbagai penyakit pada
manusia.
Berikut ini adalah penyakit-penyakit babi yang menular pada manusia:
Penyakit Virus
1. Swine Influenza (flu babi).
Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza tipe A. Schnurenberger dkk.
(1973) membuktikan bahwa
manusia tertular jenis influenza dari babi.
2. Swine Vescular Disease (penyakit kaki dan mulut).
Brown dkk. (1973) dan Graves (1973) membuktikan bahwa virus ini dapat
menular kepada penjamah
babi.
3. Reovirus.
Leon Rosen (1975) menjelaskan, tanda-tanda penyakit ini antara lain
gangguan pada pencernaan dan
pernapasan. Mc. Ferran (1970) membuktikan adanya virus ini pada babi
yang dapat menular ke manusia
Penyakit Bakteri
1. Literiosis
Blenden dari University of Missouri (1975) melaporkan, dari 731 yang
meninggal karena Listeriosis, 73%
menderita radang otak, 17% menderita keracunan darah, 5% keguguran dan
5% dengan gejala-gejala yang lain.
2. Brucellosis
Brucellosis suis yang menginfeksi babi merupakan sumber utama penyakit
Brucellosis pada manusia. Steele
(1968) memperlihatkan bahwa Brucellosis suis yang sangat ganas menyerang
manusia adalah tipe 1, 3 dan 4.
3. Leptospirosis
Menurut Van der Hoeden (1956), Leptospirosis canicola yang hidup dalam
tubuh babi merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang lebih serius disbanding Leptospirosis
dari binatang-binatang
lainnya. Stanley L. Diesch dan H.H. Ellinghausen menjelaskan
gejala-gejala dari Leptospirosis antara
lain demam, pembesaran hati dan penyakit kuning.
4. Tetanus
Penyakit ini ditandai dengan tegang-tegang otot, kesulitan menelan,
kondisi badan memburuk dan
encephalitis. Bergeland (1975) membuktikan bahwa daging babi mengandung
Clostridium tetani yang
dapat menular pada manusia.
5. Melioidosis
Penyakit ini pertama kali ditemukan di Myanmar tahun 1911. Redfearn dan
Palleroni (1975)
menjelaskan, gejala-gejala yang nampak dari penyakit ini antara lain,
pembesaran kelenjar seperti yang
diderita para gelandangan dan morfinis.
6. Pasteurellosis
Kasus pertama penyakit ini pada manusia ditemukan oleh Brugbateli pada
tahun 1913. Gejala-gejala
penyakit ini antara lain, demam panas dan keracunan darah.
7. Yersiniosis
Mair (1975) menjelaskan gejala-gejala dari penyakit ini antara lain,
usus buntu akut, radang usus
erytema dan keracunan darah.
8. Vibriosis
Bryner (1975) menyebutkan gejala-gejala penyakit ini antara lain, demam,
menggigil, kondisi tubuh
menurun, sakit kepala, tegang rahim dan mencret.
9. Staphylococcosis
Menurut Dean M. Fluharty (1975), Staphylococcosis merupakan penyakit
yang sangat bervariasi, mulai
dari keracunan makanan, penyakit infeksi yang mengeluarkan nanah atau
sebagai carrier untuk orang
lain.
10. Streptococcosis
Penyakit ini disebabkan oleh kuman Streptococcus. Menurut Fluharty
(1975) gejala-gejala penyakit ini
antara lain, keracunan darah, penyakit jengkering, rheumatic dan infeksi
kulit.
11. Tuberculosis
Babi yang menderita penyakit TBC dapat menularkan penyakit tersebut baik
langsung kepada manusia.
Hal ini dijelaskan oleh H.H. Kleeburg (1975).
12. Anthrax
L.C. Ferguson dan E.H. Bohl dari Ohio Agricultural Research and
Development Center (1975),
menjelaskan bahwa babi menularkan anthrax pada manusia. Penyakit ini
antara lain menyerang kulit,
pernapasan dan usus.
Penyakit Jamur
1. Actinomycetes
Tanda-tanda penyakit ini sebagaimana dijelaskan oleh A.C. Pier (1975)
antara lain, fibrosis dan
granuloma pada bagian muka dan perut.
2. Superficial & Cutaneous Mycosis
John Smith (1975) menjelaskan tanda-tanda penyakit ini meliputi, lesu
pada kulit, erythema dan rambut
rontok. Hildick Smith, Balnk dan Sarkany (1964) membuktikan dua jenis
jamur yang ditularkan ke
manusia dari babi adalah Microsporum nanum dan Trichophyton
mentagrophytes.
3. Coccidioidomycosis
Penyakit ini menurut Shelby (1975), terutama menyerang paru-paru.
Gejala-gejala yang diderita antara
lain, demam, menggigil, berkeringat di waktu malam, sakit dada dan
batuk.
Penyakit Cacing
1. Trichinosis
Penyakit ini telah dikenal manusia sejak ribuan tahun sebelum penemuan
cacing Trichinella spiralis oleh
Owen (1835).
Tidak seorang pun kebal terhadap penyakit ini. Cacing ini akan tetap
hidup dalam otot manusia puluhan
tahun.
Zimmerman (1975) menjelaskan salah satu alasan diharamkannya babi dalam
Alkiab:
"The biblical admonition against ingestion of pork by the Israelites has
been attributed, at least in part,
to the recognition that consumption of pork could result in acquisition
of trichinosis and possibly other
diseases".
(Larangan dalam Alkitab bagi umat Israil untuk makan babi, setidaknya
dilandaskan pada kenyataan
bahwa makan babi dapat menyebabkan seseorang menderita trichinosis dan
kemungkinan penyakitpenyakit
lainnya [dari babi]).
Mereka yang tidak mengetahui hikmah dari larangan Allah ini, hanya
berfikir bahwa babi diharamkan
karena dianggap binatang buas atau menjijikan.
Gejala-gejala penyakit ini antara lain: leucocytosis disertai
eosinophilia, periorbital dan pembengkakan
pada bagian muka, myalhia, demam, conjuctivitas dan photophobia.
Penyakit ini sulit sembuh, menyebabkan cacat dan kematian.
2. Ascariasis
Jenis cacing ini termasuk yang terbesar. Hidup dalam usus manusia dan
makan dari makanan yang
dimakan manusia, sehingga menyebabkan penderita kekurangan gizi.
Akibatnya sangat mudah terserang
berbagai penyakit lainnya. Cacing dalam jumlah besar di dalam usus dapat
menyebabkan kematian.
Menurut B. Bisure (1975), anak-anak babi paling mudah terserang penyakit
ini. Gejala-gejala yang
nampak pada anak babi tersebut antara lain, pneumonia disertai batuk,
disusul dengan kematian.
Penyakit ini dengan mudah menular ke manusia.
3. Paragonimiasis
Cacing ini pertama kali ditemukan dalam paru-paru otter Brazilia oleh
Diesing (1850). Penyakit pada
manusia pertama ditemukan oleh Ringer dan Mason di Taiwan pada tahun
1879.
Gejala-gejala penyakit ini antara lain, batuk kronis kadang-kadang
disertai darah. Pada tahap berikutnya,
menyerang otak dengan gejala-gejala epilepsy dan gangguan penglihatan.
S.J. Oh menemukan tidak kurang dari 5.000 kasus penyakit ini di deteksi
di Korea setiap tahun.
4. Taenidae
Menurut Leukart (1856) penyakit cacing pita yang ditularkan oleh babi
ini telah dikenal sejak zaman
Aristoteles, walaupun pada saat itu belum dimengerti.
Cacing Taenia hidup di bawah kulit. Tahap yang berbahaya adalah setelah
kurang lebih 10 tahun, cacing
ini akan menyerang otak. Gejala-gejalanya antara lain, epilepsy,
bersilar meningitis, obstructive
hydrocephalus dan kerusakan jaringan syaraf.
Protozoa
Tripanosomiasis. Menurut Faust (1955), Tripanosomiasis merupakan ancaman
bagi kesehatan masyarakat.
Babi dianggap menjadi salah satu reservoir penyakit ini.
Paling tidak 12 penyakit parasit, enam penyakit bakteri dan tiga
penyakit virus, disebabkan karena mamakan
daging babi. Disamping mengandung penyakit yang dapat ditularkan ke
manusia, daging babi sendiri
mengandung kadar lemak yang lebih tinggi disbanding dengan sapid an
kambing. Ini menyebabkan mereka
yang makan daging babi memiliki resiko lebih tinggi untuk mengidap
penyakit tekanan darah tinggi dan
penyakit jantung lainnya.
Sejak zaman sebelum Nabi Musa, manusia sudah makan daging. Namun pada
saat itu masih terbatas pada
binatang-binatang yang memamah biak dan tidak menjijikan, misalnya rusa,
kambing dan sapi. Pada saat itu
babi dan anjing tidak dimakan orang karena dianggap menjijikan.
Perkembangan selanjutnya diperkirakan, orang yang tidak ingin
repot-repot berburu, tinggal menangkap dan
membunuh babi dan anjing, yang tidak sesulit memburu rusa untuk dimakan.
Lama-kelamaan orang mulai terbiasa memakan babi yang selanjutnya menjadi
kegemaran. Melihat manusia
mulai keranjingan makan babi yang antara lain mendatangkan banyak
penyakit ini, Allah mewahyukan
kepada nabi Musa yang menyatakan babi haram dimakan dan disentuh
dagingnya.
Pernyataan Allah tentang haramnya babi pada zaman Nabi Musa a.s. belum
dapat diterangkan dengan ilmu
kedokteran seperti Bacteriology, Parasitology, dan Anatomy. Pada saat
itu, babi dinyatakan haram, sudah
cukup bagi mereka yang beriman untuk tidak lagi makan babi.
Saat ini dengan kemajuan ilmu kedokteran, salah satu hikmah Allah
mengharamkan babi, yakni berbagai
penyakit yang membahayakan kesehatan sudah terungkap setelah hampir dua
ribu tahun.
Entah dibutuhkan beberapa decade atau beberapa abad lagi untuk
mengungkapkan aspek-aspek lain dari
hikmah Allah mengharamkan babi. Sesudah aspek fisiologis, siapa tahu
aspek psikologis dari memakan babi
akan menyusul, Wallahu A'lam.
Dari buku
"Kata Yesus tentang Babi" disusun oleh Dr. H.S. Munir, SKM. MPH.
(Pustaka Da'i; 2001)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Sesuaikan komentar anda dengan topiknya, jangan menggunakan bahasa yang kasar, mengumpat, dll.