Adsentra

Rabu, April 01, 2009

Korban bencana angin tak kunjung dapat bantuan

Klaten (Espos)--Ratusan korban bencana alam angin kencang di wilayah Kecamatan Bayat dan Cawas hingga Senin (30/3), belum juga menerima bantuan materiil dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klaten. Padahal belasan korban diantaranya mengalami kerugian cukup banyak akibat ambruknya rumah atau tempat tinggal mereka. Camat Bayat, Agus Sukoco SH MM mengatakan, data korban bencana angin kencang dan angka kerugiannya telah dilaporkan kepada Pemkab Klaten. "Ya, sampai saat ini memang belum ada bantuan dana untuk para korban. Selain itu juga belum ada kepastian apakah para korban akan mendapat bantuan atau tidak. Tapi biasanya ada bantuan," ujarnya kepada Espos, Senin siang. Dia berharap bantuan diberikan kepada para korban, tidak hanya untuk korban yang rumahnya ambruk, melainkan juga yang rumahnya rusak. Diuraikan Agus, jumlah rumah rusak di Desa Tegalrejo akibat angin kencang tercatat 29 unit, di Desa Gununggajah 20 unit, Jambakan 20 unit, serta Talang 38 unit. Ditambah lagi aset warga daerah bencana berupa ratusan pohon jati berumur nanggung tumbang sehingga tidak bisa dimanfaatkan. "Total kerugian materiil akibat bencana ini mencapai Rp 500 juta, termasuk infrastruktur umum seperti SDN Talang," imbuhnya. Senada, Camat Cawas, Sutrisno menyatakan telah jauh hari melaporkan data dampak bencana angin kencang kepada Pemkab Klaten. Namun diakuinya sejauh ini belum ada sinyalemen bantuan dana bagi para korban akan segera turun. Akibatnya korban bencana memilih berinisiatif sendiri untuk segera membangun kembali rumah mereka secara swadaya dengan bantuan para tetangga. "Sebagian besar korban sudah berbenah memperbaiki rumah mereka secara gotong royong. Sejauh ini baru bantuan logistik seperti gula yang sudah diberikan," terang dia. Jumlah rumah rusak akibat angin sedikitnya tercatat 100-an unit, satu unit roboh, serta satu tower komunikasi di Desa Cawas roboh. Oleh: Kurniawan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sesuaikan komentar anda dengan topiknya, jangan menggunakan bahasa yang kasar, mengumpat, dll.